Sifat MALU pada diri bisa menjadi perisai KESEHATAN (???)
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna, telah ditancapkan rasa malu kepada tiap diri manusia. Akan tetapi, begitu banyaknya orang yang melakukan kemaksiatan pada Allah, itu tidaklah berarti bawha dia tidak mempunyai malu, melainkan ia lebih mengutamakan nafsu dan egonya semata. Ia sebenarnya tahu, Allah menyaksikan apa yang diperbuatnya, akan tetapi nafsunya yang lebih besar membuatnya merasa sperti tak ada yang memperdulikan.
perlu kita tahu bahwa malu dalam Islam merupakan sebuah perisai untuk menghindarkan manusia dari sifat kemungkaran dan kemaksiatan. Maka, orang yang tetap melakuakn kemungkaran dan maksiat terhadap Tuhannya, ia tidak membudidayakan rasa malu. Padahal, itu sangatlah berarti bagi kelangsungan dan proses hidupnya, dan tentu keselamatannya di dunia dan akhirat. Dan salah satu akibat melakukan kemungkaran dan maksiat itu adalah tertimpa berbagai macam penyakit berbahaya.
Jika dihubungkan dengan kesehatan, dapatkah menjadikan rasa malu ini dijadikan sebagai perisai?
Perisai merupakan tameng yang d menangkal benda tertentu. Jika kita misalkan malu sebagai perisai yang melindungi kesehatan, itu artinya menjadikan malu sebagai penangkal berbagai macam penyakit. Penyebab penyakit salah satunya yaitu disebabkan gaya hidup yang jelek.
Nah, dengan adanya sifat malu ini maka kita akan mampu mengubah kebiasaan dan pola hidup menjadi lebih baik. Misalnya saja, malu untuk meminum minuman keras. Seperti kita tahu bahwa minuman keras merupakan salah satu hal yang mampu menimbulkan kerusakan pada hepar (hati). Contoh yang lain, malu untuk makan berlebih. Makan yang over merupakan penyebab kondisi obesitas. Dan obesitas adalah sumber berbagai penyakit kronis.
Penggunaan sifat malu ini dalam kesehatan juga harus sesuai kondisi serta waktu, jangan asal-asalan. Contohnya, jangan malu untuk berolahraga. Ingat, olahraga identik dengan badan sehat bugar.
Source : islampos.com/tsaqofah/kesehatan
Komentar
Posting Komentar